news
sport
GoBeritaGo, PERSOALAN terkait kebijakan China
terhadap muslim Uighur di Xinjiang telah menyedot perhatian dunia. Tak sedikit
tokoh internasional yang angkat bicara memprotes tindakan keras China yang
menempatkan muslim Uighur di dalam kamp-kamp buatan pemerintah.
Jika
Ozil sudah mendapat reaksi keras dan ‘boikot’ dari China atas apa yang
disuarakannya terjkait Uighur, sejauh ini Williams justru mendapat dukungan
dari warganet. Kendati begitu, ada beberapa yang mengkhawatirkan bahwa
postingan Williams itu mungkin akan menempatkannya ke “daftar hitam China.”
Seperti Ozil, Sonny Bill Williams Berani Suarakan Protes untuk Bela Uighur
Tuesday, December 24, 2019
0
Sonny Bill Williams. |
Tak hanya pemimpin dunia dan tokoh politik, pesohor
hingga atlet pun turut menyuarakan protes terhadap pemerintah negeri tirai
bambu itu. Mereka pun menunjukkan solidaritas dengan mendukung muslim Uighur.
Sebut saja Mesut Ozil. Beberapa waktu lalu dia kena imbas ‘kekejaman’ China
karena dianggap berani secara terbuka meyuarakan dukungannya terhadap muslim
Uighur lewat sebuah cuitan di Twitter.
Dia menulis: “Turkestan Timur, luka berdarah umat, menentang
para penganiaya yang berusaha memisahkan mereka dari agama mereka. Mereka
membakar Quran mereka.”
Playmaker Arsenal itu menyatakan bahwa lebih banyak
negara harus bersuara menentang tindakan yang dilaporkan Tiongkok untuk menahan
orang-orang Uighur di “kamp pendidikan ulang”.
Kini, semangat yang sama juga disuarakan oleh atlet
Rugby asal Selandia Baru, Sonny Bill Williams.
“Ini saat yang menyedihkan ketika kami memilih manfaat
ekonomi daripada kemanusiaan #Uyghur,” tulis Williams di akun Instagramnya,
disertai dengan gambar yang menggambarkan penindasan terhadap kelompok itu.
It’s a sad time when we choose economic benefits over humanity#Uyghurs 😢❤️🤲🏽 pic.twitter.com/F5EIWIOY7n— Sonny Bill Williams (@SonnyBWilliams) 22 Desember 2019
Kendati demikian, tak sedikit yang menyampaikan rasa
terima kasihnya atas tindakan Williams menyuarakan pembelaan terhadap Uighur.
Banyak yang menyebut Daerah Otonomi Xinjiang, China
yang menjadi rumah bagi banyak etnis minoritas –termasuk muslim Uyghur– sebagai
Turkestan Timur.
Selama bertahun-tahun, otoritas Cina telah menerapkan
pembatasan pada Muslim Uyghur di wilayah barat laut Xinjiang.
Cina telah menghadapi kecaman internasional yang
berkembang karena mendirikan jaringan besar kamp di Xinjiang yang bertujuan
untuk menyeragamkan populasi Uighur untuk mencerminkan budaya Han mayoritas
Cina.
Menurut beberapa laporan oleh media dan kelompok-kelompok
hak asasi manusia, lebih dari satu juta orang Uyghur dan orang-orang dari etnik
minoritas Muslim lainnya telah ditangkap di kamp-kamp di wilayah yang dikontrol
ketat.
Dalam laporan setebal 117 halaman itu, ” ‘Membasmi
Virus Ideologis’: Kampanye Penindasan Tiongkok Terhadap Muslim Xinjiang ,”
Human Rights Watch menyajikan bukti baru tentang penahanan, penyiksaan, dan
perlakuan sewenang-wenang massal pemerintah Tiongkok, dan kontrol yang semakin
meluas dalam kehidupan sehari-hari .
Setelah awalnya menyangkal kamp-kamp itu ada, Cina
menggambarkannya sebagai sekolah kejuruan yang bertujuan meredam daya tarik
ekstremisme dan kekerasan Islamis.
Sumber:
Islampos | Nz Herald | About Islam
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment