artikel
hukrim
kedokteran
news
Polisi
Dede
menambahkan, dalam hal ini Dokter gigi forensik atau odontologis membantu dalam
identifikasi komparatif seseorang dengan memeriksa perkembangan dan anatomi
gigi, termasuk setiap koreksi gigi restoratif seperti pengisian. “Ini sering
diterapkan pada investigasi kriminal untuk analisis bekas gigitan,” jelasnya.
Tujuan
utamanya, terang dia, adalah mengidentifikasi, menjaga, memulihkan,
menganalisis, dan menyajikan fakta dan pendapat tentang informasi digital.
Meskipun sebagian besar digunakan untuk investigasi kejahatan cyber, tetapi
dapat juga digunakan dalam proses perdata. “Cyber Forensics ini sebenarnya
telah digunakan dalam hukum pidana sejak pertengahan 1980-an,” sebutnya.
Sumber:
sukabumiNews
Ini Penerapan Ilmu Forensik dalam Proses Penegakan Hukum
Thursday, October 3, 2019
0
GoBeritaGo, JAKARTA – Ragam jenis kejahatan yang
terjadi di sekitar kita, membuat media–media banyak melontarkan istilah
forensik dalam proses penegakan hukum. Istilah tersebut mungkin terdengar
seperti biasa bagi orang-orang yang berkecimpung di dunia hukum, namun tidak
demikian dengan masyarakat awam. Mereka mungkin juga ingin bertanya mengenai
apa ruang lingkup dari ilmu forensik ini dan bagaimana penerapannya dalam
membantu proses penegakan hukum.
Untuk mengenal lebih jauh masalah ini, GoBeritaGo
mengutip penjelasan Komisioner Kompolnas RI Dede Farhan Aulawi dari hasil
wawancara reporter sukabuminews.net melalui sambungan telpon, Kamis
(3/10/2019).
Dede mengatakan bahwa Masyarakat awam mungkin sering
mendengar istilah Ilmu Forensik itu berkaitan dengan penerapan pengetahuan dan
metodologi berbagai disiplin ilmu untuk membantu memecahkan masalah-masalah
hukum. Hal ini melibatkan penggunaan berbagai disiplin ilmu seperti fisika,
kimia, biologi, ilmu komputer dan teknik untuk analisis bukti. Jadi ruang lingkupnya
sangat luas.
Dede juga mengungkapkan bahwa sekaitan dalam hal ini
ada yang disebut dengan Biologi Forensik/DNA. “DNA menjadi unik bagi seseorang
seperti sidik jari, membantu profesional forensik mengidentifikasi atau
mengkonfirmasi orang yang tidak dikenal,” ungkapnya, Kamis (3/10/2019).
Bukti biologis yang paling umum digunakan untuk profil
DNA, tutur Dede, diantarnya termasuk darah, air liur, air mani, kulit, urin,
dan rambut. Namun, dia menyebut, sidik jari DNA biasanya tidak pernah digunakan
sebagai bukti tunggal di pengadilan. “Ada juga Odontologi Forensik yang biasa
digunakan untuk membantu dalam mengidentifikasi korban ketika tubuhnya dalam
keadaan tidak dapat dikenali. Ini dicapai melalui pemeriksaan gigi dan
keseluruhan struktur mulut,” terangnya.
Lebih jauh Dede memaparkan, ada Forensik Toksikologi
yang menekankan pada analisis sampel biologis untuk memeriksa keberadaan racun
dan obat-obatan. Cabang ilmu forensik ini terang Dede, sangat penting dalam
kecelakaan di jalan, keracunan, kekerasan seksual dan lain-lain.
“Laporan toksikologi memberikan informasi kunci
tentang sifat zat yang ada pada individu yang berkaitan dengan kejadian. Ini
juga menentukan apakah jumlah zat normal sesuai dosis terapeutik atau melebihi
tingkat yang diizinkan. Karena varian obat selalu berkembang setiap hari,
cabang ilmu forensik ini juga terus berkembang dan menuntut pendekatan
terbaru,” paparnya.
Dede menambahkan, selain Forensik Toksikologi ada lagi
yang disebut Antropologi Forensik yang digunakan untuk pemeriksaan sisa-sisa
manusia atau kerangka untuk membantu menentukan usia, tinggi, jenis kelamin,
dan keturunan. Ini juga, kata dia, membantu menetapkan waktu sejak kematian
dengan mengidentifikasi dan memeriksa cedera, jika ada.
“Analisis ini memberikan arahan yang berharga bagi
penyelidik dalam mengidentifikasi korban, terutama dalam kasus-kasus di mana
mayat-mayat itu tidak dapat dikenali,” tuturnya.
Sementara, kata Dede, Patologi Forensik yang merupakan
cabang patologi digunakan untuk membantu menentukan penyebab kematian dengan
memeriksa mayat. Kedokteran forensik, terang Dede, melibatkan pengumpulan dan
analisis sampel medis untuk menyimpulkan fakta yang dapat diterima di
pengadilan, misalnya identifikasi pola luka untuk menentukan senjata yang
digunakan jika ada luka.
Selain itu menurut Dede, ahli patologi forensik dapat
memeriksa luka keluar dan masuk dalam kematian terkait dengan penggunaan
senjata api atau proyektil lainnya. “Seorang ahli patologi forensik dapat
menarik kesimpulan penting tentang apakah kematian itu wajar, kriminal atau
tidak disengaja,” jelasnya, seraya menyebut, “Ada lagi Cyber Forensik yang
digunakan untuk analisis bukti yang dapat ditemukan di komputer dan media
penyimpanan digital seperti pen drive, hard disk, dan lain-lain,” ungkap Dede.
Di samping istilah-istilah itu, dalam Proses Penegakan
Hukum, dikenal juga dengan istilah Balistik. istilah Balistik ini kata
Komisioner Kompolnas itu, adalah sebagai ilmu forensik khusus yang berkaitan
dengan gerak, perilaku, dinamika, gerakan sudut dan efek proyektil, seperti
peluru, roket, rudal, bom dan lain-lain.
“Penggunaan ilmu balistik dalam forensik terutama
dalam penyelidikan kriminal, misalnya digunakan dalam pemeriksaan peluru yang
ditemukan di TKP untuk dapat mengungkapkan jenis senjata apa yang digunakan,
dan apakah itu terkait dengan kejahatan lain di masa lalu. Faktanya, detail
balistik didokumentasikan dalam basis data besar yang dapat diakses oleh
lembaga penegak hukum di seluruh dunia,” terang Dede lagi.
Dengan demikian tutur dia, tanpa penerapan ilmu
forensik, penjahat tidak akan pernah bisa dihukum kecuali ada saksi mata.
Sementara, sebut Dede, reserse bertugas dalam
pengumpulan bukti, baik secara fisik atau digital, ilmu forensik yang berurusan
dengan analisis bukti-bukti untuk membangun fakta-fakta yang dapat diterima di
pengadilan. Tugas dan tanggung jawab seorang ilmuwan forensik dalam investigasi
kriminal, tegas Dede, sangat penting karena melibatkan pemeriksaan bukti yang
cermat sambil memastikan bahwa itu tidak dirusak.
“Ilmuwan Forensik menganalisis bukti fisik (sidik
jari, darah, rambut, dan lain-lain) yang dikumpulkan dari tempat kejadian untuk
mengidentifikasi tersangka,” pungkas Komisioner Kompolnas RI itu menutupi
percakapannya.
Dia begitu semangat memberi penjelasan. Tak terasa
waktu dua jam mengalir dengan cepat karena begitu asyik mendengarkan penjelasan
ilmuwan yang begitu lugu, memasyarakat dan tidak pelit ilmu ini. Mungkin inilah
warisan yang sangat berharga darinya untuk seluruh anak bangsa yang mencintai
ilmu, dan ingin terus belajar seperti dirinya yang senantiasa dahaga dengan
ilmu.
“Sekali lagi terima kasih kami haturkan dari segenap
anak bangsa yang selalu kau sirami dengan air ilmu, sehingga bumi pengetahuan
tidak pernah gersang dan tandus,” imbuhnya.
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment